Jumat, 22 Juli 2011

Jangan Kambing Hitamkan Messi

Predikat terbaik bukan hanya menghasilkan suatu kebanggaan. Ada beban teramat berat mengiringi label terhebat, bidang olah kulit bundar bukan pengecualian.

Dalam dua tahun terakhir, predikat Pemain Terbaik Dunia disandang oleh Lionel Messi. Sayangnya, kepiawaiannya dalam mempermainkan pemain bertahan lawan serta rataan gol yang istimewa seperti mandek di level klub.

Ya, Messi hanya hebat di Barcelona, tapi melempem buat Argentina. Cap itu melekat tegas di dada pemain mungil
bertinggi 169 cm ini.

Tak peduli seberapa banyak keringat yang menetes dari seluruh tubuh Messi, ia harus menerima cap negatif tersebut. Sebagai pemain terbaik sejagat, La Pulga dinilai berdosa jika tak mampu mengangkat performa negaranya.

Di pergelaran Copa America 2011 di negara sendiri, La Albiceleste mesti kembali menelan pil pahit. Difavoritkan sebagai kandidat kuat kampiun bareng Brasil, Tango kandas di perempat-final oleh Uruguay lewat drama adu penalti.

Messi tak bermain buruk. Satu assist cantiknya berbuah gol penyama kedudukan Gonzalo Higuain. Di babak “lotre”, ia menyelesaikan amanat sebagai salah satu eksekutor dengan baik.

Namun tetap saja, media Argentina mencercanya dengan tudingan tak maksimal bermain buat negaranya. Messi tak nasionalis!

Bagai seorang ayah melindungi anaknya, Diego Maradona membalas nyanyian sumbang pers dan mereka yang mengkambing hitamkan Messi.

El Pibe de Oro, yang mengantar Argentina juara Piala Dunia 1986 sebagai pemain namun memiliki rapor kurang baik sebagai pelatih di edisi 2010, mengenang kembali reaksi Messi waktu menerima kekalahan dari Jerman di fase perempat-final Afsel tahun kemarin.

“Sulit dijelaskan apa yang direpresentasikannya kepada saya dan rekan-rekan setimnya,” tutur Maradona di Tribalfootball.

“Dialah orang yang menangis paling keras di ruangan saya ketika kami tersingkir melawan Jerman dan saya amat sangat marah ketika mereka [pers] mengatakan dia tak menyanyikan lagu kebangsaan atau dia itu orang Spanyol.”

“Saya melihatnya berbaring di lantai dan saya pikir dia tak bersalah atas apa pun. Dia melakukan pekerjannya dan dia yang terbaik dibanding pemain-pemain kami lainnya dengan jarak yang jauh.”

“Ketakutan terbesar saya adalah pemain mulai bosan dan tak ingin datang untuk mempertahankan seragam ini seperti seharusnya [jika terus disalahkan],” tambah pria yang sekarang menukangi klub UEA, Al Wasl, itu.

0 komentar:

Posting Komentar



Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.